Senin, 16 November 2009

Pesona Kalianda - Lampung Selatan

Hari ini Aku memulai hariku dengan penuh semangat karena Aku dan sahabatku Ali hari ini akan berangkat untuk berpetualang bersama menjelajahi kota Kalianda, Lampung Selatan. Siapa yang sangka, kota kecil yang selama ini hanya di lewati begitu saja saat kita melintasi lintas tengah jalur trans Sumatra, memiliki potensi pariwisata yang begitu indah. Kota Kalianda yang berada di Kabupaten Lampung Selatan menawarkan berbagai macan keindahan alam mulai dari pesisir Gunung Rajabasa, pantainya yang masih perawan hingga wisata perjalanan ke Anak Gunung Krakatau. Dengan potensi yang ada, PT Bakrieland Development mencoba untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan bisnis pariwisata di Kabupaten Lampung Selatan, khsusnya Kalianda, dengan membangun kawasan resort dengan nama Krakatoa Nirwana Resort.
Hari pertama kami di resort, kami langsung berkumpul bersama peserta yang lain untuk berangkat ke kepulauan anak gunung Krakatau. kami menggunakan kapal angkutan yang sering digunakan oleh para penduduk lokal yang mau ke pulau sebesi ataupun penduduk lokal yang mau ke kota Kalianda. Perjalanan kami di mulai pukul 08:00 pagi dan tiba di pulau sebesi pukul 10:00 untuk bertemu dengan pihak BKSDA (Balai Konserfavi Sumber Daya Alam dan keperluan kamar kecil, kemudian lanjut ke anak gunung Krakatau dan merapat pada pukul 12:00. Sebelum merapat, kami sempat mengitari anak gubung Krakatau dan kami pun disapa dengan beberapa letupan abu panas dari kawah anak gunung Krakatau, seolah menyapa kami “Selamat datang…”.Begitu semua peserta sudah menapakkan kakinya di pantai anak gunung Krakatau, crew resort pun langsung menyiapkan BBQ pan untuk mengolah santapan makan siang kami. Sambil menunggu, beberapa dari peserta mendaki anak gunung Krakatau tetapi tidak sampai second hill karena kegiatan gunung sedang sangat aktif. Sedangkan aku dan sahabatku bermain di pantai. Pasir yang ada di pantai anak gunung Krakatau berwana hitam dengan air yang sangat jernih, konon pasir ini mengantung besi yang sangat tinggi sehingga banyak perusahaan penambang yang ingin mengambil.Setelah puas bermain-main, kami pun bergegas kembali ke resort pada pukul 15:00 sore dan tiba di dermaga resort pada pukul 19:30 malam. Begitu tiba di resort, kami langsung bersantap malam dan mempersiapkan tenaga untuk aktifitas besok. Di hari kedua, kami memulai hari dengan menyantap sarapan pagi di resort pada pukul 09:00 pagi. Setelah itu, dengan menggunakan sepeda yang di sediakan oleh resort, kami mencoba untuk menelusuri pantai pantai yang ada. Dimulai dari pantai bagus. Pantai ini sudah di kelola secara sederhana namun kebersihan dan kealamiannya masih sangat terjaga. Saat di pantai bagus, kami menelusuri jalan setapak yang ada disana, dan ternyata jalan tersebut menuju sebuah muara yang menjadi batas antara pantai bagus dengan lahan milik orang lain. Kami sempat bermain sebentar di muara tersebut dan menemukan beragam binatang laut.Setelah puas bermain-main di pantai bagus, kami pun bergegas melanjutkan penelusuran kami ke pantai eMBe. Karakter pantai ini sangat berbeda dengan pantai bagus ataupun pantai yang lainnya. Pasir yang berada di pantai eMBe lebih halus dan putih tidak berkarang. Bermain-main di airnya pun tidak berbahaya karna tidak ada karang yang tajam. Yang harus di perhatikan kalau bermain air di pantai eMBe adalah batas aman untuk berenang. Di pantai ini kami tidak berlama-lama, sebab hari itu banyak sekali pengunjung yang sedang berkumpul untuk meniklati liburan akhir pecan yang panjang.

Dari pantai eMBe, kami pun melanjutkan ke pantai tanjung Beo. Pantai ini sebenarnya bersebelahan dengan pantai eMBe. Yang menjadi pembatasnya adalah muara sungai yang kecil. Apabila sedang surut, kita bisa dengan berjalan kaki pindah ke pantai tanjung beo. Pantai ini juga memiliki karakter yang berbeda dengan pantai yang lain. Mulai dari bibir pantai kira-kira 100 m ke arah laut, dia memiliki dasar laut yang rata dengan kedalaman saat surut kira-kira setengah betis dewasa.Penelusuran kawasan Krakatoa Nirwana Resort kami sudahi pada hari itu dan kami pun kembali ke Travellers Krakatoa Nirwana Resort untuk bersantap siang. Karena hari masih panjang, kami memutuskan untuk menjelajahi sekitar gunung Rajabasa di kota Kalianda. Kami pun bergegas pada pukul 15:00 dengan menggunakan mobil yang kami bawa dari Jakarta.

Penjelajahan Gunung Rajabasa kami mulai dari arah bukit, jadi jalur yang kami lalui justru menjauh dari pantai. Jalur yang dilalui sangat kecil, pas untuk 2 mobil. Uniknya, sepanjang sisi kiri dan kana jalan tersebut, terdapat perumahan warka setempat dan di beberapa titik, mereka sedang merayakan hari kemerdekaan RI dengan berbagai macam perlombaan. Kami juga sempat melewati taman makam pahlawan Raden Inten, sayangnya kami tidak turun untuk melihat lebih kedalam, karena saat kami tiba jam untuk masuk sudah habis. Kontur tanah dan perjalanan mengitari gunung Rajabasa sangat ber bukit. Tapi aspal yang kami lewati mayoritas masih dalam kondisi bagus dan juga masih nuansa yang sangat hijau.

Selain menemui taman makam pahlawan Raden Inten, kami juga menemui tempat pembuatan terasi, sagu dan juga nurchuring untuk udang. Setelah mengitari setengah dari gunung Rajabasa, tibalah kami di pesisir pantai. Cuaca pada hari itu sangat cerah. Dari pesisir pantai ini, kami sempat dapat melihat anak gunung Krakatau dan terlihat sangat jelas semburan asap panas yang baru saja di keluarkannya. Sungguh pemandangan yang sangat cantk. Kami sempat berhenti untuk beristirahat sejenak di dermaga tradisional Canti. Dermaga ini digunakan oleh masyarakan kalianda yang mau ke pulau sebesi dan begitu juga sebaliknya. Di dermaga ini kapal yang bersandar kebanyakan kapal angkutan, kalau kapal nelayan kebanyakan bersandar langsung ke Tempat Pelelangan Ikan yang jaraknya kurang lebih 200m dari dermaga canti. Usai beristirahak kamipun bergegas kembali ke resort untuk bersantap malam dan istirahat.

ari ini adalah hari yang sangat saya tunggu-tunggu. Di hari ke 3 ini, saya berencana untuk menjelajah makanan-makanan khas yang ada di kota Kalianda, Lampung Selatan. Hmmm… dari informasi yang saya kumpulkan, makanan yang khas di kalianda adalah otak-otak, patin pindang, ayam goreng madu, dan ikan samba.

Setelah sarapan pagi, saya dan ali langsung mengendarai mobil menuju Pasar Impress Kalianda. Disini saya langsung mencari jajanan pasar khas kalianda. Dan ternyata pencarian kami tidak terlalu sulit.Tidak jauh dari gerbang masuk pasar impress tersebut, kami melihat sebuah meja yang menyajikan berbagai jenis jajanan pasar. Ada otak-otak, onde-onde, sate, jurung-jurung dan masih banyak lagi. Otak-otak di kalianda sangat berbeda dengan yang ada di Jakarta atau di tempat lain. Daging ikannya masih sangat terasa karena tidak di haluskan, bumbu ladanya sangat terasa, selain itu kuah kacangnya mantap sekali… kalau sate, sebenarnya sama aja dengan otak-otak. Yang membedakan itu di ukurannya saja. Kalau jurung-jurung terbuat dari sagu yang di tempatkan di mangkuk yang terbuat dari daun pisang, di bawahnya ada lelehan gula aren yang menjadi kuah saat kita makan. Pas saya coba rasanya hampir seperti makan bubur sum-sum tapi ini lebih lekat karena terbuat dari sagu.

Dari Pasar Impres Kalianda, saya melanjuti perjalanan ke rumah makan Pondok Palapa untuk mencoba masakan Pindang Patin khas dari rumah makan ini. Rasa dari Pinda Patin sangat unik, gurih, masam, asin, manis tercampur jadi satu. Kami sempat bertemu dengan pemilik dari restaurant ini yaitu pak M Arifin. Menurut pak Arifin, ikan disini semuanya segar dan mereka memiliki cara rahasia untuk menghilangkan bau ataupun rasa lumpur dari ikan itu sendiri. Setelah puas berbincang-bincang, kami melanjutkan ke rumah makan Mbok Sita di dekat pelabuhan bakauheini. Di rumah makan ini kami juga berkesempatan berbincang-bincang dengan pelimik dan sekaligus juga peramu bumbu dari ayam goreng madu khas rumak makan mbok sita. Yang membedakan ayam goreng ini adalah jenis ayam dan proses pemasaknya yang masih menggunakan tungku dengan kayu bakar. Menurut dari Emak, memang memakan waktu lama untuk memasak ayam ini, tapi hasilnya lebih enak dan gurik. Dari mbok sita kami kembali ke kota kalianda untuk melihak prosesi pelelangan ikan dan membeli 1 ekor ikan simba untuk dibawa kembali ke resort.

Tiba di resort, ikan simba yang yang saya beli tadi, langsung saya serahkan ke chef di resort untuk segera di olah sebagai santapan malam kami. Sambil menunggu, kami pun kembali ke kamar untuk meregangkan kaki dan bersih-bersih.Pukul 20:00 telephone di kamar saya berbunyi. Ternyata dari pak Yogo, Chef di resort. Beliau menginformasikan kalau santapan malam sudah siap dan selain ikan samba, beliau juga menyajikan lobster dan cumi yang di olah khusus khas dari Travellers Krakatoa Nirwana Resort. Usai makan malam, kami pun langsung beristirahat ke kamar masing-masing.

Di hari terakhir ini, kami lebih banyak mengjhabiskan waktu di resort. Usai sarapan pagi kami bertemu dengan Bp. Marvin, GM Travellers Krakatoa Nirwana Resort, dan dia pun mengajak kami keliling resort untuk melihat seluruh fasilitas yang ada 2 Krakatoa Suite, 4 Junior Suite, 16 Superior, 14 Deluxe, dan 40 Standart. Function Room yang dapat digunakan untuk meeting ataupun seminar kecil juga tersedia, yaitui ruang Sebuku, ruang Sebesi I, ruang Sebesi II dan ruang Legundi. Setelah usai berkeliling, kamipun bergegas untuk kembali ke Jakarta pada pukul 11:00 siang.
Read More..

Pengikut

Mengenai Saya

Lurahnya-Nunu, Woro woro-Diki, Juru bangun-Indra, Pak RW-Marvin, Sesepuh kampung-Yongki, Juru bayar-Wahyu & Romi, Dayang dayang-Leni,Anin,Linda